Rabu, 14 Mei 2014

Daftar Alutsista Indonesia Terbaru 2014

Indonesia memang tengah giat untuk menambah alutsista yang puncaknya di tahun 2014 ini. Hal ini terkait rencana Kemenhan untuk memperkuat posisi militer Indonesia di kancah internasional, terutama Asia Tenggara (Baca "Menhan: Peta Kekuatan Militer Indonesia 2014 Terkuat se-Asia Tenggara").

Melansir dari Analisis, inilah daftar alutsista terbaru yang sudah dan akan dimiliki oleh TNI.


TNI AU
12 Pesawat coin Super Tucano (pesan 16 unit, 4 sudah datang)
16 Jet tempur Golden Eagle (sudah datang semuanya Jan 2014)
8 Jet tempur F16 setara blok 52 (jumlah pesanan 30 F16 upgrade)
5 Pesawat angkut sedang CN295 (pesan 9 unit, 5 sudah diterima thn 2013)
8 Pesawat angkut berat Hercules (pesan 9 unit, 1 sudah diterima thn 2013)
6 Helicopter Cougar
6 UAV Heron
4 Radar Thales
1 Simulator Sukhoi
TNI AL
37 Tank amfibi BMP3F (sudah datang dan diserahkan resmi Jan 2014)
25 Kendaraan amfibi LVTA1 dari Korsel (hibah batch 2)
5 Tank amfibi jenis BTR-4 (Pesanan sebanyak 55 unit)
10 MLRS RM Grad
11 Helikopter anti kapal selam Panther
4 Pesawat intai maritim CN235 MPA
4 Helicopter angkut Bell 412 Ep
3 Kapal perang light fregat “Bung Tomo Class”
3 Kapal perang jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) 60 m
2 Kapal perang jenis KCR 40 m
3 Kapal perang jenis LST (Landing Ship Tank)
2 Kapal perang jenis BCM (Bantu Cair Minyak)
3 Kapal perang jenis patroli cepat
1 Kapal perang jenis latih layar
2 Kapal selam Kilo
2 Kapal hydrografi
TNI AD
103 MBT Leopard II
50 Tank Marder
38 Howitzer Digital Caesar Nexter
36 MLRS Astross II Mk6
900 Truk angkut pasukan
800 Rantis
80 Panser Anoa
5 Battery Rudal Starstreak
5 Battery Rudal Mistral
180 Rudal Anti Tank Javelin
150 Rudal Anti Tank Nlaw
20 Helikopter Bell 412Ep (6 sudah diserahkan)
16 Helikopter Fennec
6 Helikopter Mi17

Berikut yang dalam proses pembuatan dan dalam proses pengadaan.

Proses Pembuatan
3 kapal selam Changbogo di Korsel
2 kapal perang jenis PKR di Belanda (opsi sampai 10 unit)
8 Helicopter Apache
1 kapal latih layar buatan Spanyol (pengganti Dewaruci)
Proses Pengadaan
16 jet tempur Sukhoi SU35
6 kapal selam Kilo
12 Helikopter Blackhawk

Berikut MEF 2 (2015-2019)

Proses Pembuatan
Pengadaan satelit militer · Penerapan Kogabwilhan
Pemenuhan alutsista 3 Divisi Marinir
Pemenuhan alutsista 3 Divisi Kostrad
Pengadaan sistem jaringan pertahanan udara strategis
Pengadaan peluru kendali SAM jarak sedang
Pengadaan peluru kendali SAM jarak pendek
Pembelian 2-3 kapal perang jenis Destroyer
Pembelian 5-6 kapal perang jenis Fregat
Pengadaan 2 kapal perang jenis LPD atau LHD
Lanjutan Proyek PKR 10514 dengan 4 opsi kapal perang
Lanjutan Proyek KCR 60 m dengan opsi 6 kapal perang
Lanjutan Proyek KCR 40 m dengan opsi 6 kapal perang
Penyelesaian 3 kapal selam Changbogo
Kedatangan 6 kapal selam Kilo
Kedatangan 1 skuadron jet tempur Sukhoi SU35
Penambahan 1 skuadron jet tempur (Gripen, Rafale, Typhoon)
Produksi bersama peluru kendali anti kapal C705
Pengembangan varian peluru kendali C705
Pengembangan Roket Rhan jarak tembak 100 km
Pembelian 7 pesawat CN295 batch 2
Pembelian 3 pesawat AEW
Pembelian 2 pesawai intai strategis
Pembelian 200 MBT (Main Battle Tank)
Produksi 100 Tank medium Pindad
Pembelian MLRS Astross batch 2
Pembelian 100 Panser Anoa Canon
Pembelian 100 Tank amfibi BMP3F

Selasa, 13 Mei 2014

Pesawat Mata-mata AS Melintas, Bandara Langsung Kacau

Rabu pekan lalu, ratusan penerbangan di Bandara Internasional Los Angeles, Amerika Serikat, terpaksa dibatalkan dan puluhan penerbangan tertunda. Belakangan diketahui, insiden itu disebabkan oleh melintasnya pesawat mata-mata U-2 yang mengganggu sistem komputer.

Diberitakan Reuters, Senin 5 Mei 2014, Badan Penerbangan Federal AS (FAA) mengatakan, pesawat U-2 di udara California membuat komputer bandara tidak mampu memprediksi alur terbang pesawat yang telah digunakan AS sejak tahun 1955. Akibatnya, komputer di pusat kendali lalu lintas udara bandara Los Angeles mengalami masalah.


Peristiwa ini berujung pada pembatalan atau penundaan penerbangan lebih dari 200 penerbangan di bandara tersebut. Puluhan penerbangan di bandara-bandara kecil di California--maupun yang hendak menuju negara bagian itu-- juga terpaksa dibatalkan.

Juru bicara FAA Lynn Lunsford mengatakan bahwa pada 30 April 2014 itu sistem lalu lintas udara kesulitan saat hendak memproses jalur penerbangan U-2. Komputer bandara menganggap pesawat ini adalah jenis yang biasa terbang di ketinggian rendah. Padahal, pesawat buatan Lockheed Martin ini adalah jenis altitude tinggi.

Komputer dan petugas bandara kebingungan bagaimana caranya agar jalur penerbangan U-2 tidak bentrok dengan pesawat lain. Akhirnya, ratusan jadwal penerbangan terpaksa ditunda.

Semenjak itu, bandara Los Angeles menerapkan sistem baru yang membedakan ketinggian pesawat berdasarkan jenisnya. "FAA menyelesaikan masalah ini dalam satu jam, dan langsung menyesuaikan sistem yang sekarang menambahkan informasi ketinggian di setiap penerbangan," kata Lynn.
Pesawat yang dijuluki "Naga Betina" ini bisa terbang di ketinggian 21.000 meter di atas permukaan laut. Karena altitude tinggi inilah, pilot U-2 harus mengenakan pakaian astronot yang bertekanan tinggi.

U-2 adalah pesawat bermesin tunggal yang telah digunakan sejak era Perang Dingin untuk memata-matai Uni Soviet, Tiongkok, Vietnam Utara dan Kuba. Pesawat ini masih digunakan di angkatan udara AS, menjadikannya salah satu pesawat yang telah dioperasikan lebih dari 50 tahun.

U-2 juga pernah dilibatkan dalam perang di Afganistan dan Irak serta mendukung beberapa operasi NATO. Saat ini, peran mata-mata U-2 sudah bisa digantikan oleh pesawat nirawak canggih seperti Northrop Grumman RQ-4 Global Hawk. (ita)

Menengok Lebih Dekat Pabrik Bom Terbesar se-ASEAN di Subang

Subang -Siapa sangka Indonesia punya fasilitas pengembangan dan produksi bahan peledak modern dan terbesar di Asia Tenggara atau ASEAN. Fasilitas tersebut dimiliki oleh PT Dahana (Persero).

Perusahaan pelat merah yang telah berdiri sejak tahun 1966 ini mampu mengembangkan dan memproduksi bahan peledak untuk keperluan militer dan industri non militer di dalam dan luar negeri.

Pabrik milik Dahana tersebar di seluruh negeri namun pusat produki bahan peledak tingkat tinggi (high explosive) berada di area pabrik energetic material center, Kantor Manajemen Pusat (Kampus) di Desa Sadawarna, Kecematan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat.


detikFinance pun memperoleh kesempatan istimewa berkunjung dan wawancara khusus Chief Executive Officer (CEO) Dahana, Harry Sampurno di area energetic material center milik Dahana di Subang. 

Untuk menjangkau lokasi, harus menempuh perjalanan darat selama 3,5 jam dari Jakarta. Setelah keluar gerbang tol Cikampek arah Sadang, mobil harus bertarung dengan buruknya kualitas jalan selama 1 jam hingga memasuki bibir pabrik.

Ketika tiba di lokasi, tampak gedung megah dengan arsitektur ramah lingkungan (green) menyambut kedatangan. Lokasinya cukup jauh dari pemukiman penduduk. Pabrik dan Kampus Dahana diapit oleh 2 buah sungai serta dikelilingi pohon yang menjulang tinggi. 

Saat memasuki area perkantoran, sistem pengamanan terasa cukup longgar. Kantor pusat dan pabrik milik BUMN bom tersebut menempati lahan seluas 600 

The Regional Implications of Indonesia's Rise



Despite a mild economic slowdown amidst China’s economic rebalancing and the U.S. Federal Reserve tapering—and despite a dip in Indonesian shares following a surprisingly weak performance by the favorites in Wednesday’s parliamentary election—the general direction of Indonesia’s economy seems clear: onwards and upwards. Since the Asian Financial Crisis and the fall of Suharto, Jakarta has learned lessons, expedited political reforms, and taken economic strides that today constitute a platform from which Southeast Asia’s largest country can continue to build on what it has achieved to date. That’s not to say corruption, infrastructure deficiencies and inequality do not remain problems for whoever takes the political baton after President Susilo Bambang Yudhoyono, but Indonesia’s economic trajectory is bending sharply in the right direction. 

Since the turn of the century, Indonesia’s economy has been one of the world’s best-performing and most consistent. Since 2001, the country has averaged 5.4 percent growth, far faster than the global average, despite the shocks of the global financial downturn. That growth has facilitated the fall of gross government debt from 95.1 percent of GDP in 2000 to around 26 percent today, the lowest of any ASEAN member-state except Brunei Darussalam, and enough for Fitch and Moody’s to grant Indonesia’s debt investment grade status. Indonesia has gone from being the world’s 27th largest economy in 2000 (nominal GDP) to the 16th largest today—an impressive leap in just fifteen years.

Much more is expected to come. Indonesia is forecast to have the world’s seventh largest economy by 2030, surpassing the U.K. and Germany according to a report by McKinsey Global Institute, and the fourth largest in 2040 according to a Citibank report, trailing only China, India and the United States. While such projections are often over-reliant on extrapolating current trends, there is little doubt that Indonesia stands to benefit immensely from a rebalancing of the global economy towards the Asia-Pacific and from the demographic dividend of the country’s young population. The former will ensure relatively high ubiquity of capital, technology and demand in Indonesian markets, while the latter will ensure that the workforce will be able to maintain productivity and a low dependency ratio between workers and dependents, thereby setting the foundation for decades of robust growth and healthy public finances.

The regional implications of this economic rise will be very significant, even if gradual.

A bigger and more robust economy means that defense spending will continue to rise, albeit from an extremely low base. Indonesia currently spends less than 1 percent of its GDP on defense, at around $8 billion annually. In comparison, Singapore has a military budget of $12 billion, more than 4 percent of its GDP, while Australia spends $26 billion. By any measure, Indonesia lags well behind its neighbors relative to its size; however, its rapid economic growth has facilitated sharp annual defense budget increases, such as the 9 percent increase announced in August 2013. This much-needed growth comes as Indonesia attempts to increase defense spending to 1.5 percent of GDP by 2015, or a projected $14 billion, as sought by Yudyohono. While this target will not be met by next year, it at least recognizes Indonesia’s military potential and sets a spending benchmark.

Much of this defense budget growth, particularly a $15 billion kit announced in 2010, will be allocated to equipment procurement and modernization. The country’s 2010 Strategic Defence Plan outlined a modernization vision that included 10 jet fighter squadrons, 274 ships and a dozen submarines by 2024—a significant qualitative and quantitative leap from Indonesia’s current military capabilities, even if the targets do not seem entirely realistic. Nonetheless, recent purchases are congruent with the vision, such as the purchase of six Sukhoi Su-30MK2s that were delivered last September and which completed a squadron of advanced air-superiority fighters consisting of sixteen Su-27 SKM and Su-30 MK2 jets. Similar major procurements and orders have included dozens of F-16 and Su-35 fighters, advanced air defense systems from Thales, Boeing AH-64 Apache Longbow gunship helicopters and more than hundred world-renowned German Leopard tanks.

As it bolsters its military, Indonesia’s weight and importance in the region’s balance of power will only grow, particularly with respect to the U.S. and China. As Washington and Beijing seem set for an era of strategic rivalry across the Asia-Pacific, bringing Jakarta into one or the other’s sphere of influence becomes ever more appealing. For the U.S., greater security and economic cooperation with Indonesia, at the relative expense of China, helps strengthen and coalesce a grouping of states—which includes Japan, the Philippines and India—that is wary of China’s rise and territorial claims. China’s recent claim to the Natuna waters that are part of Indonesia’s Riau Islands could convince some Indonesian policymakers to lean towards Washington and hedge against Chinese assertiveness in the South China Sea. On the other hand, the seeming inevitability of China’s rise to great-power status, amidst the uncertainty of the viability and extent of America’s Asia “pivot” and security guarantees, constitutes a good case for Indonesia to move closer to Beijing and leverage China’s unprecedented economic force and growing military heft.

However, the most likely strategic disposition, to use former Vice President Mohammad Hatta’s expression from 1948, remains having a “free and active” Indonesian foreign policy. As opposed to relatively passive non-alignment during the Cold War, Indonesia—on the back of rapid economic growth and growing power—is increasingly likely to see itself as entitled to a prominent role in the region and the world in its own right, and in light of its own interests and potential. Jakarta is therefore likely to seek prosperity and cooperation equally with both the U.S. and China, as opposed to creating any form of dependency on one power in the face of the other. Moreover, Indonesia might be uniquely positioned in trying to arrest any escalation in the region or prevent the entrenchment of a paradigm of strategic rivalry that could harm its own interests and development priorities.

This independent streak is likely to take Indonesian foreign policy beyond the Asia-Pacific. As recent engagement with the Middle East shows, Indonesia increasingly sees itself as an important actor in the Muslim World. In late January, the country signed a defense cooperation agreement with Saudi Arabia—Jakarta’s first such agreement with an Arab state—which covered military industry cooperation, counter-terrorism and joint training. In 2012, Indonesia also co-sponsored UN General Assembly Resolution 67/19 on the statehood of Palestine, with foreign minister Marty Natalegawa delivering a strong speech in defense of the Palestinians’ choices and policies regarding Israel. This seems to be a natural extension of a more confident Indonesia more willing to articulate its population’s solidarity with Middle Eastern causes.

As for Australia, Indonesia’s economic rise will shift the power dynamic and importance of the bilateral relationship. Indonesian GDP, on the basis of purchasing power parity, overtook Australia’s in 2004 and is today thirty percent bigger, and that gap will only expand as Indonesia outgrows Australia by a ratio of 2 to 1, with the IMF predicting 6 percent growth for Indonesia to the end of this decade compared with around 3 percent for Australia. This will not only enhance Indonesia’s economic primacy over Australia and entrench Prime Minister Tony Abbott’s maxim of “less Geneva and more Jakarta,” it will also shift the balance of power within the relationship. Australia’s dominance and transactional approach to the relationship will have to give way to a more balanced and strategic one, as Canberra comes to terms with the fact that a burgeoning Asian power of more than 250 million people cradles Australia’s northern borders.

Indonesia’s economic rise will therefore pave the way for significant geopolitical change. The country’s economic growth engine is of such vigor relative to the rest of the world—perhaps surpassed only by China amongst the world’s twenty largest economies—that a military and strategic dividend for Jakarta is inevitable. Projected timeframes and Indonesian goals will shift with movements in the domestic and regional landscape, but the fact remains Indonesia will have more clout in the future than it’s ever had before.

Kapal Selam PT.PAL Dan Pesawat Tempur PT.DI

Changbogo - IFX
Changbogo/PT.PAL – IFX/PT.DI


Berita mainstream media mengenai kapal selam dan pesawat tempur:

Jakarta - Kementerian Pertahanan menilai, untuk membangun kekuatan minimum, TNI AL membutuhkan minimal 12 kapal selam. Saat ini TNI AL telah memesan 3 kapal selam Changbogo, termasuk kerja sama Transfer of Technology (ToT) bersama Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME) dengan PT PAL Indonesia.
Dalam kerja sama tersebut, 2 kapal selam dengan model DSME 209 itu akan dikerjakan di Korea Selatan dan yang terakhir dikerjakan di Indonesia. Kemenhan yakin tim yang diberangkatkan untuk berlajar di Korea Selatan akan berhasil menerapkannya di Tanah Air.

Kepala Badan Sarana dan Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kabaranahan Kemhan) Laksamana Muda Rachmad Lubis berharap perekonomian di Indonesia semakin membaik. Diharapkan tahun 2029, kebutuhan minimum kekuatan bisa terpenuhi.
“Tahap pertama kita coba adakan 3 unit sekitar US$ 1,08 miliar, waktunya tak kurang ketiganya butuh 7 tahun. Kita harapkan di akhir 2024-2029 kalau ekonomi terus membaik. Diharapkan 12 kapal selam dipenuhi,” ucap Rachmad usai mengikuti rapat Rencana Induk Pemenuhan Alpalhankam di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (02/04/2014).
Selain itu, tambah Rachmad, melihat wilayah laut Indonesia yang 50 persen mempunyai kedalam rata-rata di bawah 100 meter, Indonesia juga memerlukan kapal selam kecil (midget). Untuk memenuhi kapal selam kecil, tim dari BPPT dan Dislitbang TNI AL telah mengembangkannya
sejak 2007 silam.
“Midget itu kapal selam mini memang perlu. Tapi perairan kita konturnya macam-macam. Kalau laut dalam butuh besar, sedang ya sedang, kalau dangkal ya butuh midget,” imbuh jenderal bintang dua ini.
Ada dua tipe yang dikembangkan yaitu midget dengan panjang berbobot 133 ton dengan panjang 22 meter dan panjang 15 meter. Pengembangan masih dilakukan di LaboratoriumHidrodinamik di Surabaya, Jawa Timur, melalui program riset insentif nasional (Insinas).
“Itu tetap kita jaga pengembangan desain tapi belum masuk produksi (massal), baru desain,” kata Rachmad.
(Muhammad Ali) –  (Liputan6.com)

RI Siap Produksi Jet Tempur Pesaing F18, Harga Lebih Murah

F-18 milik AS (Foto: Reuters)
Jakarta - Industri strategis nasional bersama Kementerian Pertahanan sedang mengembangkan pesawat tempur tipe KFX/IFX. Dalam pengembangan dan produksi pesawat tempur ini Indonesia menggandeng Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
KFX/IFX sendiri merupakan varian jet tempur generasi 4,5. Pesaing pesawat ini adalah F18 buatan Amerika Serikat dan Dessault Rafale buatan Prancis. Produksi tipe IFX di dalam negeri menghemat pengeluaran anggaran karena harga jual lebih murah.
“Harga jauh lebih murah. Kedua ini target kita produsen juga. Hitungannya jauh lebih murah daripada beli. Yang paling utama. Pajak pembelian, pajak keuntungan, pajak lain-lain balik ke Indonesia yakni sebanyak 30% karena dibeli di dalam negeri,” kata Kepala Bidang Perencanaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Said Didu di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Said menjelaskan pengembangan pesawat tempur karya putra-putri Indonesia terus berjalan meskipun terjadi pergantian pemerintahan atau presiden.
“Kemarin Korea sudah putuskan ini akan dilanjutkan. Meski terhenti 2 tahun. Itu sudah jalan. Kemarin dia pilih seri 4,5,” sebutnya.
Pesawat untuk varian Indonesia yakni IFX akan diproduksi di markas PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung, Jawa Barat. Di tempat yang sama, Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI, Andi Alisyahbana menjelaskan jet tempur KFX mulai diproduksi secara massal pada tahun 2020.
Saat ini tenaga ahli PTDI sedang mempersiapkan rancangan esawat tempur generasi 4,5 tersebut.
“Diproduksi baru masuk tahun 2020. Persiapan banyak kita lakukan. Rancangan bangun dikembangkannya KFX/IFX. Kita rancang sesuai dengan kebutuhan TNI,” kata Andi. –(finance.detik.com)

KRI Pasopati 410

KRI Pasopati (410) merupakan sebuah kapal selam TNI-AL buatan Rusia. KRI Pasopati sudah dinonaktifkan dan menjadi monumen di Kota Surabaya.
Data spesifikasi KRI Pasopati 410:
Panjang: 76,6 meter
Lebar: 6,3 meter
Kecepatan: 18,3 knot ketika di permukaan (13.5 knot ketika menyelam)
Berat penuh: 1.300 ton
Berat kosong: 1.050 ton
Jarak jelajah: 8.500 batu laut
Bahan bakar: Solar

Bateri: 224 buah
Senjata: Torpedo steam 12 buah
Panjang torpedo: 7 meter
Peluncur torpedo: 6
Awak kapal: 63 orang

Senin, 17 Februari 2014

NEGARA-NEGARA BERKEMBANG (G15)

Negara-negara berkembang (G15)Negara berkembang membentuk kerjasama dalam bidang investasi, perdagangan dan teknologi. Negara berkembang ini membentuk kelompok G15 yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kemakmuran.
Anggota G15 adalah :
Indonesia, Jamaika, Nigeria, Aljazair, Malaysia, Senegal, Chili, Meksiko, Sri Langka, India, Mesir, Kenya, Peru, Argentina dan Venezuela. dan sekarang bertambah menjadi 18 negara dengan bergabungnya Brazil, Iran dan Zimbabwe namun namanya tetap G15.

Persebaran negara-negara berkembang
 Di Benua Asia :
  • Asia Tengah : Kazakhtan, Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, Kirgistan, Afganistan
  • Asia Selatan :Bangladesh, India, Pakistan, Nepal, Bhutan, Sri Langka
  • Asia Barat : Irak, Iran, Turki, Arab Saudi, Yaman, Oman, Lebanon dan suriah
  • Asia Tenggara : Indonesia, Malaysia, Laos, Filipina, Thailand, Myanmar, Kamboja, Vietnam, Brunei Darussalam, Timor Leste
Di Benua Amerika :
  • Amerika Tengah : Meksiko, Guatemala, Honduras, El Salvador, Panama, Belize, Kostarika
  • Kepulauan Karibia :Kuba, Haiti, Republik Dominica, Jamaika
  • Amerika Selatan : Bolivia, Ekuador, Brasil, kolombia, Venezuela, Argentina, Cile, Uruguay, Paraguai, Peru
Di Benua Afrika :
  • Afrika Utara : Sudan, Aljazair, Libia, Chad, Niger, Mesir, Maroko, Sahara Barat, Tunisia.
  • Afrika Timur : Athiopia, Tanzania, Somalia, Madagaskar, Kenya, Zimbabwe, Uganda, Malawi, Burundi, Rwanda, Jibuti, Reunion, Komoro, Mauritius, Seychelles.
  • Afrika Barat : Mauritania, Nigeria, Pantai gading, Burnika Faso, Guinea, Ghana, senegal, Benin, Sierra Leone, Togo, Guinea Bissau, Gambia, Tanjung Verde.
  • Afrika Tengah : Rep. Dem. Kongo, Angola, Zambia, Republik Afrika Tengah, Kamerun, Kongo, Gabon, Sao Tome and Principe.
  • Afrika Selatan :: Afrika Selatan, Namibia, Mozambik, Bostwana, Lesotho, Swaziland.
Negara-nagara kepulauan di samudra Pasifik.

PERKEMBANGAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

a. Kesultanan Samudera Pasai.
 
www.sabenggo.comKesultanan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Terletak di muara Sungai Peusangan di pesisir timur Laut Aceh berdiri pada abad ke-13 Masehi.

Kerajaan ini didirikan oleh Laksamana Laut Mesir Nazimuddin Al-Kamil dari Dinasti Mamaluk. Rajapertama kerajaan ini adalah Marah Silu dengan gelar Malik Al-Saleh (1285-1297). Hal ini dapat diketahuidari batu nisan pada makam Malik Al-Saleh yang berangka tahun 1297 Masehi.

Setelah meninggalnya Malik Al-Saleh, digantikan oleh puteranya Muhammad Malik Al-Tahir yang memerintah dari 1297 hingga 1326. Pengganti selanjutnya adalah Sultan Ahmad dengan gelar Malik Al-Tahir. Menurut Ibnu Battuta, musafir dari Arab menyebutkan bahwa Sultan Ahmad dan masyarakat
Samudera Pasai taat beragama. Para pejabatnya berasal dari Persia dan Mesir. Samudera Pasai adalah kota pelabuhan dagang penting menjadi tempat singgah kapal-kapal dagang asing dari Cina dan India. Perdagangan, pelayaran, dan pertanian merupakan sumber pendatan bagi Samudera Pasai dan berkembang dengan baik sehingga memberikan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

b. Kesultanan Demak

Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah, seorang adipati Majapahit yang kemudian masuk Islam.
www.sabenggo.com
Awalnya Demak adalah daerah bawahan Kerajaan Majapahit yang kemudian melepaskan diri pada tahun 1500 Masehi. Dengan bantuan para walisongo, Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak. Sehingga menjadi kerajaan Islam besar di Pulau Jawa. Wilayah kekuasaannya meliputi Jepara, Semarang, Tegal, Palembang, pulau-pulau sekitar Kalimantan, dan Sumatra. Demak juga menguasai pelabuhan dagang penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan, dan Gresik. Kerajaan Demak berperan penting dalam proses perkembangan Agama dan budaya Islam di Pulau Jawa. Pada masa itu Demak menjadi pusat penyebaran Agama Islam. Para wali, selain sebagai penyebar Islam mereka juga sebagai pensehat kerajaan Demak. Maka didirikankanlah Mesjid Demak sebagai pusat penyebaran Agama Islam. Demak di bawah kepemimpinan Raden Patah dengan gelar Sultan Alam Akbar berkembang menjadi pesat karena memiliki lahan pertanian yang luas.

Jatuhnya Malaka ke Portugis menyebabkan putusnya hubungan perdagangan Demak. Hal itu menyebabkan kekhawatiran Demak akan ekspansi Portugis ke daerah-daerah kekuasaan Demak yang nantinya akan mengambil alih penguasaan perdagangan di wilayah Nusantara. Oleh karena itu, pada tahun 1513, Kerajaan Demak mengirimkan armada lautnya untuk menyerang Portugis di Malaka. Di bawah pimpinan Pati Unus, putra Raden Patah, Demak mengerahkan 10.000 prajurit dengan 100 buah perahu. Namun serangan ini berhasil digagalkan Portugis. Meninggalnya Raden Patah tahun 1518 digantikan oleh putranya Pati Unus ysng terkenal dengan gelar Pangeran Sabrang Lor. Masa pemerintahan Pati Unus tidak berlangsung lama. Tahun 1521 Pati Unus wafat.  

Pangeran Trenggana menjadi Raja Demak (1521). Di bawah kepemimpinannya kerajaan Demak berusaha menaklukan Jawa Barat pada tahun 1522 mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Fatahillah untuk menguasai Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.

Tahun 1527 Pasukan Demak berhasil mengusir Portugis dari Banten dan Sunda Kelapa, sehingga wilayah Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon direbut Demak. Sultan Trenggana juga memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur. Ia memimpin pasukan ke Jawa Timur, satu per satu wilayah Madiun, Gresik, Tuban, dan Malang direbut. Tetapi ketika berusaha merebut daerah Pasuruan, Sultan Trenggana gugur tahun 1546.

Setelah gugurnya Trenggana, konflik keluarga raja Demak muncul, terjadi perebutan kekuasaan antaraPangeran Prawata, putra Sultan Trenggana, dengan Pangeran Sekar Seda ing Lepeng. Pangeran Sekar dapat dibunuh oleh Pangeran Prawata. Pangeran Arya Panangsang menuntut balas terhadap kematian ayahnya. Awalnya Pangeran Prawata berkuasa di Demak, namun ia kemudian dibunuh Arya Panangsang, dan ia juga membunuh Pangeran Hadiri, suami Ratu Kali Nyamat, adik Pangeran Prawata. Oleh Arya Panangsang, Pangeran dianggap sebagai penghalangnya menjadi raja Demak. Kemudian Arya Panangsang tampil sebagai Raja Demak.

Masa pemerintahan Raja Arya Panangsang, Kerajaan Demak mengalami gejolak kekacauan. Arya Panangsang yang memerintah dengan kejam banyak tidak disukai. Pembunuhan Pangeran Hadiri, menyebabkan istrinya Ratu Kali Nyamat mengasingkan diri dan memberontak untuk balas dendam atas
kematian suaminya. Tindakan Kali Nyamat banyak mendapat dukungan dari para adipati bawahan Demak. Salah satunya adalah Adipati Pajang (daerah Boyolali), ia adalah menantu Sultan Trenggana, Pangeran Adiwijaya atau dikenal dengan nama Jaka Tingkir. Dibantu oleh Kyai Gede PamanahanKi Panjawi,dan putranya Sutawijaya

Adiwijaya berhasil mengalahkan Arya Panangsang. Kemudian ia naik tahta Kerajaan Demak dengan gelarSultan Hadiwijaya serta memindahkan pusat kerajaan Demak ke Pajang tahun 1568 M. Dengan pemindahan itu maka berakhirlah riwayat Kesultanan Demak.

c. Kesultanan Mataram Islam
Pernahkah kamu jalan-jalan ke Yogyakarta? Bila pernah,
pasti kamu mengunjungi Keraton Yogyakarta. Apa kaitannya
Keraton Yogyakarta dengan Kesultanan Mataram Islam? Nah, selanjutnya mari kita ikuti uraian tentang Kesultanan Mataram
Islam. 

Munculnya Kesultanan Mataram tidak lepas dari Kerajaan
Pajang, Sultan Adiwijaya (Jaka Tingkir) memberikan hadiah tanah di daerah Kota Gede, Mataram kepada Kyai Gede Pamanahan. Oleh Kyai Gede (Ageng) Pamanahan, daerah itu dibangun dan kemudian berkembang maju. Ia bercita-cita melepaskan diri dari Kerajaan Pajang, namun sebelum cita-cita itu tercapai tahun 1575 ia wafat, kemudian digantikan oleh putranya Sutawijaya yang berhasil lepas dari kekuasaan Kerajaan Pajang dan mendirikan Kerajaan Mataram.

Sutawijaya dinobatkan sebagai Adipati Mataram oleh Sultan Adiwijaya dengan gelar Senopati ing Alaga Sayidi Panatagama, yang berarti panglima perang dan pembela agama Islam. Di bawah kerja keras Sutawijaya, Mataram berkembang maju. Ia menjadikan Mataram sebagai kesultanan Islam terbesar di Pulau Jawa. Politik ekspansif Sutawijaya untuk menaklukan daerah-daerah lain dilakukan terhadap Surabaya, tahun 1586. Surabaya dapat ditaklukkan dan mengakui kekuasaan Mataram.

Selanjutnya Sutawijaya merebut Madiun dan Ponorogo. Tahun 1587, Mataram berusaha merebut Panarukan, Pasuruan dan Blambangan. Tiga daerah dapat ditaklukan, tetapi kemudian memerdekakan diri. Tahun 1595, Sutawijaya mengalihkan politik ekspansifnya ke Jawa Barat, dikirim pasukan Mataram untuk menaklukkan Cirebon dan Kerajaan Galuh. Akhirnya Cirebon dan Galuh berhasil ditaklukkan dan mengakui kekuasaan Mataram.

Politik perluasan wilayah Mataram tidak selamanya mulus. Sutawijaya banyak mendapat perlawanan dari daerah taklukan seperti daerah Pati dan Demak, secara bersama-sama memberontak kepada Mataram. Gabungan pasukan Demak dan Pati berhasil mencapai ibukota Mataram, meskipun pada akhirnya dapat ditumpas tentara berkuda Kerajaan Mataram.

Daerah Panarukan, Pasuruan, dan Blambangan juga ikut melepaskan diri setelah pasukan Mataram kembali ke Mataram. Sutawijaya boleh dikatakan berhasil meletakkan dasar-dasar Kesultanan Mataram, ia menerapkan sistem kerajaan berdasarkan Agama Islam (teokratis). Dalam pemerintahannya, kedudukan
Sultan memegang peranan sangat penting dan kuat. Di bidang ekonomi, ia menjadikan Mataram sebagai kerajaan agraris maritim. Tahun 1601, Sutawijaya wafat digantikan putranya Mas Jolang dengan gelar Panembahan Seda ing Krapyak.

d. Kesultanan Banten

Tahun 1522 Portugis mendapat persetujuan dari Kerajaan Pajajaran diperbolehkan membangun markas dagangnya di Sunda Kelapa. Hal ini sangat mencemaskan Kerajaan Demak, akan bahaya dari Portugis. Maka diutuslah misi dipimpin oleh Nasrullah atau Fatahillah, menantu Sultan Trenggana, Raja Demak. Misi ini disertai oleh pasukan dengan tujuan agar bandar-bandar pesisir utara Jawa Barat tidak jatuh ke tangan Portugis. Singkatnya tahun 1527, pelabuhan Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon berhasil dikuasai Demak.

Fatahillah sukses merebut tiga pelabuhan itu. Kemudian tahun 1552 Fatahillah menyerahkan penguasaan Banten kepada putranya Hasanuddin dengan Gelar Panembahan Banten. Fatahillah sendiri pergi ke Cirebon untuk menggantikan Pangeran Pasarean, putra Fatahillah yang berkuasa atas Cirebon. Tahun 1568 Hasanuddin memerdekakan diri, Banten lepas dari Kerajaan Demak. Ia menobatkan dirinya menjadi raja pertama kerajaan Banten.

Maulana Yusuf kemudian meninggal digantikan putranya Maulana Muhammad tahun 1580-1596 Masehi, dengan gelar Kanjeng Ratu Banten. Tetapi karena ia masih berumur 9 tahun, pemerintahan dikendalikan oleh mangkubumi, baru kemudian dewasa ia naik tahta. Tahun 1596, Banten melakukan usaha penaklukan terhadap Palembang, karena kerajaan Palembang dianggap saingan perdagangan terhadap Banten.

Pada tahun yang sama 1596, Armada dagang Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman mendarat di Banten. Kedatangan Belanda menimbulkan keributan dan kegaduhan di Pelabuhan Banten. Sehingga tentara Kerajaan Banten mengusirnya dari Banten. VOC yang ingin memonopoli perdagangan berusaha merebut Banten.

Banten mencapai puncak kejayaan politiknya pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683), ia sangat menentang kehadiran VOC di Banten yang memonopoli perdagangan. Banten merupakan pusat penyebaran agama Islam di wilayah barat Indonesia. Menurutmu, faktor apa yang melatarbelakangi dan mendorong para pedagang Belanda terlebih dahulu datang ke Kerajaan Banten?

e. Kesultanan Makassar (Goa Tallo)

Pada abad ke-16 M berdiri beberapa kerajaan di Sulawesi Selatan, antara lain Goa dan Talo. Kedua kerajaan ini kemudian bergabung menjadi satu dengan nama Goa-Tallo atau yang lebih dikenal dengan nama Makassar. Ibukota kerajaan Makassar adalah Sombaopu. Raja Goa adalah Daeng Manrabia kemudian masuk Islam menjadi Raja Goa-Tallo dengan gelar Sultan Alaudin. Sedangkan Raja Tallo, Karaeng Matoaya menjadi Mangkubumi dengan gelar Sultan Abdullah. Makassar adalah kerajaan Islam pertama di Sulawesi. Letak Makassar yang strategis pada jalur pelayaran antara Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur.

Makassar menjadi pintu masuk menuju ke wilayah Indonesia bagian timur, pada abad ke-16, Ternate, Tidore, dan Maluku sebagai pusat rempah-rempah. Banyak pedagang singgah di pelabuhan Makassar sebelum melanjutkan ke Ternate, Tidore, dan Maluku. Apalagi setelah jatuhnya Malaka ke Portugis. Pelabuhan Makassar berkembang pesat menjadi pelabuhan perdagangan.

Tahun 1639, Sultan Alaudin wafat digantikan putranya Sultan Muhammad Said. VOC berusaha membujuk Sultan, namun permintaan itu ditolak. Bahkan ia mengirimkan armada lautnya ke Maluku untuk membantu lepas dari cengkeraman VOC. Perlawanan Makassar terhadp VOC terus dilanjutkan oleh Sultan Hasanuddin, putra dari Sultan Muhammad Said. Sultan Hasanuddin memegang tampuk kekuasaan Makassar dari tahun 1653 hingga 1667. Pada masa pemerintahannya, Makassar menjadi kerajaan maritim besar di wilayah Indonesia bagian timur, wilayah kekuasaanya hingga ke Nusa Tenggara. Sultan Hasanuddin terkenal gigih menentang monopoli perdagangan Belanda.
  
f. Kesultanan Ternate dan Tidore

Pada abad ke-15 di Maluku terdapat lima kerajaan yang berkuasa, yakni Jailolo, Ternate, Tidore, Bacandan Obi. Semuanya adalah kerajaan Islam. Di antara kelima kerajaan itu, kerajaan Ternate yang paling maju.
Ternate sebagai penghasil rempah rempah, menjadikan Ternate banyak dikunjungi pedagang. Sehingga Ternate maju menjadi pusat perdagangan di Maluku. Kemajuan Ternate memancing kecemburuan  empat kerajaan lainnya untuk bersekutu melawan Ternate. Terjadi perang, namun berlangsung tidak lama. 

Kelima kerajaan itu sepakat untuk membuat kesepakatan bersama kerajaan mana yang lebih dulu menduduki posisi pertama dan seterusnya. Tetapi kesepakatan ini pecah di akhir abad ke-15, karena Ternate tampil kembali di urutan pertama selama 10 tahun. Ketika akan dikembalikan lagi menjadi raja Ternate, Sultan Khaerun dan rakyat Ternate menolak sultan lama. Penolakan ini menyebabkan Portugis marah dengan siasat licik Portugis mengundang Sultan Khaerun untuk berunding dengan Portugis namun Sultan ditangkap dan dibunuh oleh Portugis.
Pembunuhan Sultan Khaerun menyulut kemarahan rakyat Ternate, pemberontakan terjadi dipimpin oleh
putra sulung Sultan Khairun, Baabullah. Sultan Baabullah menyerukan perang suci terhadap Portugis, ternyata Ternate banyak mendapat dukungan dari kerajaan-kerajaan lainnya termasuk Tidore. Perang akhirnya dimenangkan oleh rakyat dapat mengusir Portugis dari bumi Ternate tahun 1575, akhirnya Portugis menyingkir ke Timor Timur.

Jumat, 17 Januari 2014

AKB48 - GIVE ME FIVE! [Lyric]

[Tak/Mae/Osh] sakura no uta ga machi ni nagare
[Tak/Mae/Osh] atto iu ma datta wakare no hi
[Koj/Kas/Wat] kousha no kabe no sono katasumi
[Koj/Kas/Wat] minna de kossori yosegakishita
 
[Shi/Ita/Mat] seifuku wa
[Shi/Ita/Mat] mou nugunda
[Tak/Mae/Osh] haru no kaze ni fukarenagara
[Shi/Ita/Mat] donna hana mo
[Shi/Ita/Mat] yagate wa chitte
[Koj/Kas/Wat] atarashii yume wo miru


tomo yo
omoide yori
kagayaiteru
asu wo shinjiyou
sou sotsugyou to wa
deguchi ja naku
iriguchi darou
tomo yo
sorezore no michi
susumu dake ga
sayonara wo iu na
mata sugu ni aeru
dakara ima wa
HAITACCHI shiyou
 
[Sas/Miy/Mat/Yam] nanmai shashin wo tottemite mo
[Sas/Miy/Mat/Yam] daiji datta mono wa nokosenai
[Tak/Min/Yok/Kas/Kit] KENKAshite kuchi kiitenakatta
[Tak/Min/Yok/Kas/Kit] aitsu to naze ka kata wo kundeta
 
[Sas/Yok/Yam] mada dare mo
[Sas/Yok/Yam] kaeranakute
[Tak/Mae/Osh] kyoushitsu ga semaku mieru yo
[Tak/Kit/Mat] nagorioshii
[Tak/Kit/Mat] jikan no saki ni
[Min/Miy/Kas] bokura no mirai ga aru
 
namida
koraeru yori
umarete kara
ichiban naitemiyou
sou tsurai koto wa
madamada aru
narete okou ze
namida
kushakusha no kao
miseattara
nandemo hanaseru ne
isshou no shinyuu da
wasureru na yo
HAITACCHI shiyou
 
tomo yo
omoide yori
kagayaiteru
asu wo shinjiyou
sou sotsugyou to wa
deguchi ja naku
iriguchi darou
tomo yo
meguriaete
saikou datta
seishun no hibi ni
mada ienakatta
arigatou wo
HAITACCHI de...

Kimia Kelas X

Soal Kimia Kelas X Semester 2

  1. Di antara zat-zat berikut yang larutannya dalam air tidak dapat menghantarkan listrik adalah…
a.    Asam cuka                            d. Asam nitrat
b.    Garam dapur                        e. Gula
c.    Air laut

Jawaban : e. gula

  1. Elektrolit berikut merupakan elektrolit kuat...
a.    AgCl                                    d. NaCl
b.    PbCl2                                   e. H2O
c.    NH3

Jawaban : d. NaCl

3.    Pasangan senyawa berikut yang termaksuk nonelektrolit adalah...
a.    urea dan gula
b.    glukosa dan asam klorida
c.    asam sulfat dan gula
d.    natrium klorida dan asam klorida
e.    kalium hidroksida dan glukosa

Jawaban : a. urea dan gula

4.    Kelompok berikut yang dapat menghantarkan arus listrik adalah...
a.    air, larutan gula, larutan garam
b.    alkohol, larutan cuka, larutan gula
c.    larutan garam, larutan cuka, air sumur
d.    larutan garam, larutan cuka, air gula
e.    kristal gula, alkohol, kristal garam dapur

Jawaban : c. larutan garam, larutan cuka, air sumur



5.    Rumus empiris alkena adalah...
a.    CnH2n+2                                      d. CnH2n
b.    CnH2n+1                        e. CnH2n-2
c.    C2nHn

Jawaban : d. CnH2n

6.    Hidrokarbon dengan rumus C5Hdapat digolongkan dalam deret  homolog...
a.    Alkena                        d. alkuna
b.    Alkadiena                   e. jawaban b dan d benar
c.    Sikloalkana

Jawaban : d. Alkuna

7.    Jumlah isomer C5H12 adalah...
a.    2                                d. 5
b.    3                                e. 6
c.    4

Jawaban : b. 3

8.    Senyawa 2 mempunyai nama...
a.    Metana                       d. metuna
b.    Etana                         e. etuna
c.    Etena

Jawaban : b. Etana

9.    Peristiwa berikut yang terjadi pada saat pembentukan minyak bumi dan         gas adalah...
a.    pemecahan batu-batuan
b.    pelapukan batu kapur anorganik
c.    pelapukan senyawa organik
d.    sisa penguapan air laut
e.    pelapukan senyawa

Jawaban : c. pelapukan senyawa organik
10. Untuk menaikan bilangan oktan ditambahkan zat adiktif, yaitu...
a.    Tetra Ethyl Lead
b.    Tetra Eter Lead
c.    Tri Etil Lead
d.    Tetra Eter Lead
e.    Tetra Ester Lead

Jawaban : a. Tetra Ethyl Lead


11.  Hasil pengolahan minyak bumi yang digunakan dalam pengerasan jalan    adalah...
a.    nafta                          d. aspal
b.    kerosin                       e. lilin
c.    bensin

Jawaban :d. aspal

12. Bensin premium mempunyai bilangan oktan sekitar...
a.    70-75                        d. 85-90
b.    75-80                        e. 90-95
c.    80-85

Jawaban : c. 80-85

13. Fraksi minyak bumi kerosin dikenal juga dengan sebutan...
a.    premium                     d. Minyak solar
b.    premix                       e. LPG
c.    minyak tanah

Jawaban : c. minyak tanah







14. LPG yang dipergunakan untuk bahan bakar kompor mempunyai     komponen utama, yaitu...
a.    metana dan etana
b.    etana dan propana
c.    propana dan butana
d.    butana dan pentana
e.    pentana dan heksana

Jawaban : a. metana dan etana

15. Bilangan oktan digunakan untuk menyatakan...
a.    mutu bensin sebagai bahan bakar mesin yang bertegangan tinggi
b.    kendaraan dengan bahan bakar oktana
c.    jumlah senyawa oktana yang terdapat pada bensin
d.    kekentalan minyak bumi
e.    kualitas suatu bahan bakar yang digunakan

Jawaban : c. jumlah senyawa oktana yang terdapat pada bensin

16. Reaksi yang dapat dialami alkena adalah...
a.    substitusi                  d. sintesis
b.    adisi                           e. analisis
c.    polimerisasi

Jawaban : b. adisi

17.  Gas etuna dibuat dari reaksi karbid dengan...
a.    air                             d. metana
b.    Etana                         e. butana
c.    Etena

Jawaban : a. air






18.  Alkana disebut juga parafin, sebab...
a.    atom karbonnya bervalensi 4
b.    sukar bereaksi dengan zat lain
c.    mudah bereaksi dengan zat lain
d.    rumus umumnya CnH2n+2
e.    berupa zat cair pada suhu kamar

Jawaban : b. sukar bereaksi dengan zat lain

19. Penyusun utama bensin adalah...
a.    heksana dan heptana
b.    pentana dan heksana
c.    propana dan butana
d.    heptana dan oktana
e.    butana dan propana

Jawaban : d. heptana dan oktana

20.                 Gas asetilena termaksuk deret...
a.    alkana
b.    alkena
c.    alkuna
d.    sikloalkana
e.    hidrokarbon jenuh

f.    Jawaban : c. alkuna

21. Senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi struktur molekul   berbeda disebut...
a.    monomer                     d. isomer
b.    polimer                       e. tautomer
c.    deret homolog

Jawaban : d. isomer




22.                 Alkana merupakan senyawa karbon yang berikatan..
a.    Jenuh                         d. Rangkap dua
b.    Ion                             e. Rangkap tiga
c.    Kovalen

Jawaban : a. Jenuh

23.                 Reaksi antara 1-butena dengangas hidrogen akan membentuk...
a.    1-butena                     d. butana
b.    2-butena                    e. 1-butuna
c.    2-butuna

Jawaban : a. 1-butena

24.                 Alkana disebut juga parafin karena...
a.    rumus molekulnya CnH2n+2
b.    sukar bereaksi dengan zat lain
c.    mudah bersenyawa
d.    berupa zat cair pada suhu kamar
e.    atom karbonnya bervalensi empat

Jawaban : b. sukar bereaksi dengan zat lain

25.                 Hasil distilasi minyak bumi yang berwujud cair adalah..
a.    LPG                            d. aspal
b.    LNG                           e. lilin
c.    Kerosin

Jawaban : c. Kerosin